Salah satu cara untuk mempercepat website adalah dengan mengatur pengelolaan cache dengan benar. Bila Anda pakai WordPress, ada plugin handal yang sudah banyak dipakai untuk mengelola cache ini, yaitu W3 Total Cache. Di artikel ini akan membahas cara setting W3 Total Cache lengkap dan mudah.
Apa Itu Cache?
Pada pengembangan dan pengelolaan sistem informasi, kecepatan menjadi indikator website tergolong baik atau tidak. Semakin cepat website diakses, maka semakin baik untuk menarik pengunjung.
Selain itu jika website ringan dan cepat maka Google akan memberikan prioritas agar halaman website tersebut berada di peringkat atas. Tentu saja ada beberapa pertimbangan Google yang lain yang perlu diperhatikan, salah satunya penggunaan hosting yang berkualitas.
Pengunjung cenderung akan meninggalkan website jika dalam waktu kurang dari tiga detik setelah diakses tidak terbuka. Jadi paling tidak dua detik setelah dibuka, halaman website harus sudah terbuka. Kalau tidak maka kemungkinan terjadinya bounce-back atau bounce rate akan lebih tinggi.
Jika Anda merupakan pengguna yang sudah menggunakan W3 Total Cache sebagai plugin untuk mengelola cache pada website, itu adalah pilihan yang bagus. W3 Total Cache memiliki beberapa fitur yang bisa dikonfigurasi sesuai dengan kebutuhan.
Salah satunya adalah kompatibilitasnya dengan Cloudflare. Untuk cara-cara setting W3 Total Cache bisa dilihat di bawah.
Konsep Caching pada Website
Cache merupakan perangkat lunak atau keras yang dipakai untuk menyimpan data pada periode waktu tertentu di dalam proses komputasi. Beberapa bagian kecil data yang sering atau yang baru saja diakses disimpan dalam penyimpanan sementara.
Tujuannya yaitu untuk mempermudah, mempercepat, dan meringankan proses pengambilan data ketika data tersebut mau diakses kembali. Sistem yang melakukan pemanggilan ini merupakan cache-client, seperti browser, aplikasi, sistem operasi, atau Central Processing Unit (CPU).
Cache disimpan secara lokal dan akan diakses pertama kali ketika ada pemanggilan data. Bila data yang telah tersimpan di dalam cache maka data akan diambil dan dimunculkan. Proses ini akan lebih cepat karena tidak berada di penyimpanan utama. Oleh karena itu Anda harus setting W3 Total Cache agar website lebih cepat.
Cara Kerja Cache
Cara kerja dari cache adalah sebagai berikut:
1. Menjadi data pertama cache-client
Jika cache-client belum punya data maka dia akan mencari lebih dulu pada cache. Bila ternyata data yang dicari tak ada di cache maka cache-client bisa meneruskannya pada server. Dengan kata lain jika data tersebut ada maka cache-client akan membaca dengan delay yang cukup kecil.
2. Memory bandwidth
Dengan cara ini cache-client akan lebih efisien karena memory bandwidth dapat meningkat secara otomatis. Jika diperhatikan dengan seksama maka bisa dirasakan bahwa manfaat ini bakal sangat terasa.
3. Dapat meningkatkan kecepatan website
Keberadaan cache ini dapat meningkatkan kecepatan website dengan sangat baik. Dengan adanya cache akan membuat kecepatan website meningkat setidaknya lebih dari 20%.
Pengertian W3 Total Cache
W3 Total Cache merupakan plugin WordPress populer yang banyak dipakai untuk mengelola cache. Setidaknya sampai dengan saat ini terdapat 1 juta instalasi W3 Total Cache yang aktif. Plugin ini banyak digunakan karena dapat menghemat penggunaan bandwidth dengan melakukan minify dan menyederhanakan file pada website.
Di samping itu, plugin W3 Total Cache mampu terintegrasi dengan CDN tanpa ada masalah. Kedua fitur ini saja sudah dianggap dapat mempercepat loading website. Namun harus disesuaikan keinginan saat akan setting W3 Total Cache ini.
Manfaat W3 Total Cache
Sebelum tahu cara setting W3 Total Cache Anda harus paham manfaatnya terlebih dahulu. Plugin ini memiliki banyak unggulan dan manfaat yang akan membuat website Anda lebih cantik dan menarik.
Setidaknya plugin ini bisa dimanfaatkan buat menambah kekuatan internal website dengan baik, terutama kecepatan. Namun ternyata masih banyak lagi manfaat dari plugin ini seperti :
1. Meningkatkan Kinerja Mesin Pencari
Plugin cache ini sebenarnya bisa meningkatan peringkat halaman di hasil mesin pencari. Khususnya untuk website yang memakai SSL, baik itu desktop ataupun seluler keduanya akan mudah berselancar dengan bebas. Kinerja mesin pencari yang memakai plugin ini akan sangat terasa perbedaannya dengan yang tak memakai plugin.
2. Meningkatkan Kinerja Server Web
Dengan adanya plugin W3 Total Cache server website akan jauh lebih terjaga dan aman. Dan arus lalu lintas website juga akan lebih terkondisikan dengan baik. Terutama bila terjadi banyak pengunjung dalam satu waktu.
3. Mengurangi Waktu Buka Halaman
Plugin cache ini punya fungsi dan manfaat dalam mengurangi waktu buka halaman. Jadi website akan terlihat lebih cepat dengan memakai plugin cache ini. Pengunjung bisa membuka halaman lebih cepat pada website.
4. Hemat Bandwidth
Menggunakan plugin cache ini dapat menghemat bandwidth hingga 80% melalui minify dan kompresi HTTP dari HTML, CSS, JavaScript, dan feed. Keberadaan plugin ini tentu akan sangat menguntungkan bagi Anda yang punya jumlah pengunjung cukup banyak dalam sehari.
5. Render Optimal
Plugin cache ini bisa meningkatkan proses render secara optimal. Dengan proses render yang cepat maka interaksi dengan pengunjung akan lebih terjaga, khususnya saat pemeliharaan (maintenens). Hal ini akan menjalin kinerja dan hubungan yang baik antara website dengan pengunjung.
Bagi pengguna yang mengetahui tentang pemrograman dan proses yang lebih advance, maka bisa memanfaatkan beberapa pengaturan tingkat lanjut. Anda bisa meminimalkan file JavaScript dan Custom Style Sheet (CSS) ataupun caching-object. Kini saatnya Anda tahu panduan setting W3 Total Cache yang mudah dan lengkap.
Pengaturan W3 Total Cache
Sebelum melakukan pengaturan Anda harus instal dan aktifkan plugin W3 total cache lebih dulu. Berikut ini adalah panduan setting W3 Total Cache. Anda bisa menyesuaikan pengaturan dengan kondisi yang ada pada website yang sedang dikelola.
Untuk memulainya buka menu Performance.
a. General Setting
Halaman ini berisi semua setting W3 Total Cache dari fiturnya secara singkat. Pengaturan tingkat lanjut untuk tiap opsi bsa dilakukan di halaman yang lain.
1. Tab General
Anda bisa mengaktifkan fitur ini untuk mengaktifkan preview mode. Kegunaannya untuk mengetes skenario konfigurasi sebelum ditampilkan pada website aktif.
2. Page Cache
Tab ini digunakan untuk mengaktifkan caching-pages. Kegunaannya adalah untuk menurunkan response-time website.
- Page Cache : diceklis
- Page Cache Method : menyesuaikan dengan server yang digunakan (shared hosting atau dedicated), misalnya Disk: Enhanced
3. Minify
Kurangi waktu muat dengan mengurangi ukuran dan jumlah file CSS dan JS. Secara otomatis menghapus data yang tidak perlu dari CSS, JS, feed, halaman dan posting HTML. Pengaturan minify, database, dan object cache telah disesuaikan sejak pertama kali plugin cache ini diinstal.
Perlu diingat saat setting W3 Total Cache jika Anda sudah menggunakan Cloudflare maka tidak perlu mengisi checkbox Minify, dikarenakan Cloudflare sudah menanganinya.
- Minify : diceklis (bila tidak menggunakan cloudflare)
- Minify mode : Auto
- Minify Cache Method : Disk
- HTML minifier : Minify (default)
- JS minifier : JSMin (default)
- CSS minifier : Minify (default)
4. Opcode Cache
Bila fitur ini diaktifkan maka tiap permintaan file akan memperbaharui cache ke versi yang terbaru. Opcode Cache adalah cache PHP yang disimpan di dalam memori server.
- Opcode Cache : Opcode: Zend Opcache
- Validate timestamps : Enable diceklis
5. Database Cache
Anda bisa membiarkan pengaturan ini non-aktif, apalagi bila server yang dipakai yaitu shared-hosting. Karena bukannya mempercepat, malah bisa memperlambat kinerja dari website.
- Database Cache : diceklis (bila menggunakan VPS)
- Database Cache Method : Disk
6. Object Cache
Harus berhati-hati dalam menentukan apakah object-cache mesti diaktifkan atau tidak. Direkomendasikan tetap menggunakan pengaturan yang standar.
- Database Cache : tidak diceklis
- Database Cache Method : Disk
7. Browser Cache
Saat setting W3 Total Cache dan fitur ini diaktifkan maka pengunjung akan menerima cache website di dalam browser. Mengaktifkan fitur ini bisa meringankan beban server dan mempersingkat waktu pengambilan file.
- Browser Cache : Enable diceklis
8. CDN
Bagian ini dipakai untuk menampilkan setting Content Delivery Network (CDN). Penggunaan CDN dapat menyesuaikan dengan kebutuhan website, seperti MaxCDN atau Cloudflare.
- CDN : Enable tidak diceklis
- CDN Type : StackPath
9. Reverse Proxy
Pemakaian reverse-proxy diperlukan ketika mau menangani atau mengukur skala ke server sebelum ditangani oleh WordPress. Server yang ditawarkan ialah memakai Varnish Server.
- Enable reverse proxy caching via varnish : tidak diceklis
- Varnish servers :
10. User Experience
- Lazy Load Images : tidak diceklis
- Disable Emoji : tidak diceklis
- Disable wp-embed script : tidak diceklis
- Disable jquery-migrate on the front-end : tidak diceklis
11. Statistics
- Enable : tidak diceklis
12. Monitoring
Relic merupakan aplikasi yang dapat mengidentifikasi dan menyelesaikan permasalahan kinerja pada website. Relic akan memantau dan mengumpulkan data bisnis.
13. Fragment Caching
Fragment caching mengambil keluaran dari code-block dan menyimpannya dalam waktu yang telah ditentukan.
- Fragment Cache Method : default
14. Licensing
Masukkan lisensi buat memakai Versi Pro W3 Total Cache.
15. Miscellaneous
Bagian ini tidak perlu dilakukan perubahan saat setting W3 Total Cache. Cukup memakai konfigurasi yang telah diatur dari awal proses instalasi.
- Enable Google Page Speed dashboard widget : diceklis
- Page Speed API Key : isi API Key
- Key Restriction (Referrer) : kosongin
- Show page rating in admin bar : diceklis
- Verify rewrite rules : diceklis
- Enable file locking : tidak diceklis
- Optimize disk enhanced page and minify disk caching for NFS : tidak diceklis
- Anonymously track usage to improve product quality : tidak diceklis
16. Debug
Informasi detail tentang tiap cache akan ditambahkan pada komentar HTML di dalam source code. Kinerja mungkin saja tak akan optimal sehingga harus dinonaktifkan bila sudah tak dipakai.
17. Import/Export Setting
Bila sebelumnya sudah punya file konfigurasi W3 Total Cache pakai fitur ini untuk melakukan restore.
Setiap selesai pengaturan, Anda harus selalu klik “Save Settings & Purge Caches”.
b. Page Cache
Setting W3 Total Cache yang kedua adalah pada menu page. Berikut pengaturannya :
1. General
- Cache front page : diceklis
- Cache feeds: site, categories, tags, comments : tidak diceklis
- Cache SSL (HTTPS) requests : diceklis
- Cache URIs with query string variables : tidak diceklis
- Cache 404 (not found) pages : tidak diceklis
- Don’t cache pages for logged in users : diceklis
- Don’t cache pages for following user roles : diceklis semua (Administrator, Editor, Author, Contributor, Subscriber)
2. Aliases
- Cache alias hostnames : tidak diceklis
- Additional home URLs : kosongin
3. Cache Preload
- Automatically prime the page cache : tidak diceklis
- Update interval : 900 seconds
- Pages per interval : 10
- Sitemap URL : kosongin
- Preload the post cache upon publish events : tidak diceklis
4. Purge Policy : Page Cache
- Specify the pages and feeds to purge …. : yang diceklis yaitu Front page, Post page dan Blog feed
- Specify the feed types to purge : yang diceklis yaitu rss2 (default)
- Purge limit : 10
- Additional pages : kosongin
- Purge sitemaps : default
5. REST API
- Ceklis : Don’t cache
6. Advanced
- Late initialization : tidak diceklis
- Late caching : tidak diceklis
- Compatibility mode : tidak diceklis
- Charset : tidak diceklis
- Reject HEAD requests : tidak diceklis
- Garbage collection interval : 3600 seconds
- Comment cookie lifetime : 1800 seconds
- Accepted query strings : default
- Rejected user agents : default
- Rejected cookies : default
- Never cache the following pages : default
- Never cache pages associated with these categories : default
- Never cache pages that use these tags : default
- Never cache pages by these authors : default
- Never cache pages that use these custom fields : default
- Cache exception list : default
- Non-trailing slash pages : default
- Specify page headers : default
- Handle XML mime type : tidak diceklis
c. Minify
Rekomendasi setting W3 Total Cache pada menu ini adalah default seperti saat pertama kali instal kecuali untuk keperluan lain. Selain itu, website yang menggunakan CDN tidak perlu melakukan pengaturan lagi.
- General : ceklis
- HTML & XML : ceklis semua kecuali “Line break removal”
- JS : ceklis
- CSS : ceklis
- Advanced : default
d. Database Cache
Rekomendasi setting W3 Total Cache pada menu ini adalah default seperti saat pertama kali instal jadi tidak perlu dirubah lagi.
e. Object Cache
Rekomendasi setting W3 Total Cache pada menu ini adalah default seperti pertama kali instal plugin jadi tidak perlu dirubah lagi.
f. Browser Cache
Pada tab Browser Cache bagian yang perlu dapat perhatian lebih ialah bagian General. Di samping itu berikan checkbox pada pilihan “Security Header” >> “HTTP Strict Transport Security policy”.
Di bawah adalah Setting W3 Total Cache yang ada di bagian General di Browser Cache.
- Set Last-Modified header: diceklis
- Set expires header: diceklis
- Set cache control header: diceklis
- Set entity tag (ETag) : diceklis
- Set W3 Total Cache header : diceklis
- Enable HTTP (gzip) compression : diceklis
- Enable HTTP (brotli) compression : tidak diceklis
- Prevent caching of objects after settings change : tidak diceklis
- Remove query strings from static resources : tidak diceklis
- Prevent caching exception list : default
- Don’t set cookies for static files: diceklis
- Do not process 404 errors for static objects with WordPress : tidak diceklis
- 404 error exception list : default
- Rewrite URL structure of objects : tidak diceklis
g. Content Delivery Network (CDN)
Setting W3 Total Cache pada CDN tidak ada perubahan yang perlu dilakukan. Sedangkan bila mau memakai MaxCDN bisa mengisi checkbox di bagian “Enable” dan memberikan API untuk menghubungkannya dengan CDN.
h. Fragment Cache
Fragmen cache merupakan fitur tingkat lanjut dan membutuhkan kemampuan coding buat mengkonfigurasinya. Setting W3 Total Cache sesuai default saja.
i. Monitoring
Setting W3 Total Cache pada menu ini tidak ada yang perlu dilakukan perubahan kecuali jika ingin menambahkan New Relic di dalamnya.
j. Extensions
Setting W3 Total Cache pada bagian ini dapat dikonfigurasi untuk menginstal fitur tambahan, seperti Cloudflare. Bisa pula buat mengaktifkan dan menonaktifkan fitur yang tersedia bersama plugin ini.
gambar
k. Cloudflare
Cara setting W3 Total Cache terakhir yaitu pengaturan Cloudflare. Supaya bisa terhubung dengan Cloudflare, setelah melakukan proses instalasi lewat Ekstension masih ada beberapa langkah yang harus dilakukan.
Masuk ke dalam pengaturan “Cloudflare” >> “Settings”. Di dalam setting ini masukkan specify account credentials dan zone. Perlu mendapatkan Kode API Cloudflare untuk mengkonfigurasi. API bisa dilihat lewat bagian Profile di halaman Cloudflare.
Baca Juga : Tutorial Litespeed Cache
Yuk Setting W3 Total Cache
Sekarang Anda sudah tahui cara setting W3 Total Cache dan hal-hal terkait lainnya. Setidaknya setelah tahu cara pengaturan ini, Anda bisa menentukan apakah plugin ini cocok untuk website atau tidak.
Singkatnya, dengan mengikuti panduan ini dapat memberikan berbagai pemilihan konfigurasi yang menarik untuk dicoba. Pengguna dapat menyesuaikan dengan kebutuhan website miliknya. Setidaknya ada beberapa halaman pengaturan yang bisa Anda atur. Termasuk di dalamnya untuk mengatur proses caching pada website.
Sebagai tambahan, berikut informasi lainnya :
a. Cara Menghapus Cache WordPress
W3 Total Cache termasuk plugin yang punya banyak pengguna. Untuk menghapus cache dengan plugin ini, silakan ikuti langkah-langkah di bawah :
- Silakan login ke dasbor website Anda.
- Pilih menu Performance di dasbor.
- Setelah itu, Anda klik tombol “empty all caches” yang ada pada bagian atas halaman.
- Hingga langkah ini semestinya Anda sudah berhasil menghapus cache memakai plugin ini.
b. Pengecekan Kecepatan
Sesudah mengikuti panduan cara setting W3 Total Cache di atas, maka langkah yang terakhir yaitu melakukan pengecekan. Kami menyarankan menggunakan beberapa tools di bawah ini.
- Google Page Speed
- WebPagetest
- Pingdom
- DynaTrace (formerly Gomez) Performance Test
c. Faktor Yang Memengaruhi Kecepatan Website
Setelah melakukan setting W3 Total Cache di atas, periksa kecepatan Website Anda. Bila load time-nya masih lambat (under 3 detik), barangkali beberapa faktor berikut ini yang jadi penyebabnya.
- Hosting yang tidak bagus
- Gambar yang tidak dioptimasi (ukurannya besar)
- Kelebihan plugin/widget
- Kebanyakan iklan
- Video atau slide
Sekarang Anda telah tahu cara setting W3 Total Cache dan sedikit info tentang cache. Setidaknya setelah ini dapat menentukan apakah plugin ini cocok untuk website yang sedang dikembangkan atau tidak.
Singkatnya, dengan mengikuti panduan cara pengaturan W3 Total Cache dapat memberikan beberapa pemilihan konfigurasi yang menarik untuk dicoba. Pengguna dapat menyesuaikan dengan kebutuhan website miliknya.
Demikian informasi perihal cara setting W3 total cache lengkap dan mudah, kami harap post ini berguna untuk kawan-kawan semua. Kami berharap post plugin W3 Total Cache ini dibagikan biar semakin banyak yang mendapat manfaat.
Referensi : Jasa Update Konten Website